Senin, 22 September 2008

Kenakalan Remaja Pengaruh dari Luar Rumah dan Luar Sekolah

Kenakalan remaja yang dipengaruhi faktor dari luar rumah dan dari luar sekolah merupakan tema yang saya ambil pada kesempatan ini karena manusia sebagai makhluk sosial, tidak bisa terlepaskan dari kehidupan bermasyarakat termasuk juga remaja. Di usia pencarian jati diri inilah remaja lebih cenderung untuk mencari identitas dari luar keluarga dan sekolah. Oleh karena itu, kecerdasan dalam memilih hal-hal yang positif sangat diperlukan agar tidak mengarah pada tindakan-tindakan penyimpangan yang sering kita sebut kenakalan remaja.
Jika kita amati dengan seksama, mayoritas fenomena kenakalan remaja ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan adanya berbagai faktor yang memberikan sumbangan untuk timbulnya tindakan-tindakan menyimpang mereka. Walaupun demikian, satu faktorpun sudah dapat menimbulkan suatu tindakan menyimpang pada kalangan remaja. Faktor-faktor tersebut yaitu :
1. Proses sosialisasi yang salah
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak orang terpandang lainnya. Di jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja, tetapi juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal, kebanggaan ini sifatnya semu. Bahkan jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya, sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak ingin berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya, maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang, dan sebagainya.
2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna
Hal ini biasanya terjadi pada remaja yang memiliki cacat mental atau cacat fisik. Remaja yang cacat mental atau fisik kali sering salah dalam menerima atau memahami suatu informasi, sehingga menimbulkan respon atau tindakan yang tidak sesuai dengan informasi yang sesungguhnya. Dari inilah bermulanya kenakalan remaja.
3. Kurang berfungsinya lembaga kontrol sosial
Lembaga kontrol sosial yang berfungsi sebagai pengotrol dalam kehidupan masyarakat, banyak yang kurang berfungsi secara efektif sehingga penyimpangan-penyimpangan sosial dalam masyarakat sering tidak ditangani dengan sepenuhnya. Bahkan tidak jarang lembaga kontrol sosial kurang memperhatikan tindakan-tindakan menyimpang dalam masyarakat.
4. Kurangnya pengetahuan remaja
Remaja yang kurang berpengetahuan akan cenderung untuk sering melakukan kesalahan dalam kehidupannya. Bahkan mudah terprovokasi terhadap hasutan-hasutan dari pihak luar. Inilah yang mengawali tindakan-tindakan menyimpang.
Masalah sesulit apapun, tentulah ada solusinya. Begitu pula mengenai masalah kenakalan remaja ini. Kenakalan remaja yang disebabkan faktor dari luar rumah dan luar sekolah, dapat diatasi dengan cara :
1. Memilih kawan bergaul yang positif
Pengaruh kawan sering diumpamakan sebagai segumpal daging busuk apabila dibungkus dengan selembar daun maka daun itupun akan berbau busuk. Sedangkan bila sebatang kayu cendana dibungkus dengan selembar kertas, kertas itu pun akan wangi baunya. Perumpamaan ini menunjukkan sedemikian besarnya pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang ketika remaja, khususnya. Oleh karena itu, orangtua para remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah bagi orangtuanya.
2. Adanya bimbingan secara efektif dan penuh kesabaran
Dalam menghadapi kenakalan remaja yang disebabkan sosialisasi yang tidak sempurna, perlu adanya bimbangan secara perlahan-lahan agar remaja tersebut benar-benar memahami informasi yang ia dapat.
3. Mengefektifkan lembaga kontrol sosial
Lembaga kontrol sosial semestinya memperikan perhatian yang besar terhadap tindakan-tindakan menyimpang dalam masyarakat. Kemudian menindaklanjuti dengan segera apabila muncul penyimpangan-penyimpangan.
4. Mempertegas norma dan sanksi dalam masyarakat
Norma dalam masyarakat hendaklah disertai dengan sanksi-sanksi yang tegas agar norma-norma tersebut dijalankan dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan dalam masyarakat.
5. Meningkatkan perhatian orang tua terhadap remaja
Dengan adanya perhatian yang intensif dari orang tua, berbagai perilaku menyimpang dapat ditanggalangi secara dini.
6. Meningkatkan kerja sama antara aparat pemerintah dan masyarakat dalam penanganan kenakalan remaja
Kerja sama antara aparat pemerintah dan masyarakat dalam penanganan kenakalan remaja sangat diperlukan agar setiap muncul tidakan menyimpang dapat diatasi dengan cepat.
7. Mengefektifkan sosialisasi tentang kenakalan remaja
Sosialisasi ini penting agar remaja dapat membuka wawasan mengenai tindakan-tindakan yang sesuai dan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
8. Mendekatkan diri pada agama
Dengan kedekatan diri pada agama, remaja cenderung tidak akan melakukan tindakan-tindakan menyimpang karena adanya kesadaran diri bahwa perbuatan-perbuatannya akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Senin, 08 September 2008

Rona Kata Tertata Masa

Meniti….
Menuai dawai bayang sunyi
Menoreh….
Mungkinkah kan membuih meleleh
Dalam hitam kelam terbenam malam

Nada membuka masa
Petik lirik memekik terik bisik
Keharibaan permadani cakrawala senja
Yang gaungnya kembali terbang

Tiap partikel yang terhempas
Menyerpih pahatan kidung lalu
Pada luka yang menganga

Tiada kata terbaca
Kala bahana hijab di pelupuk mata
Hingga….
Dimensi jiwa mengikis sangka
Meski tanya terus bicara

Maaf….
Bila tinta perak berkilauan
Tak mampu memoles khilaf
Maaf….
Jika azzam menyelimuti kalaf
Yang hambar tersamar

Terumbu kalbu
Terbungkus kepompong salju beku
Kini terlukis pada simponi yang terintonasi
“Ku mungerti tirai jalan ini”
Asa menatap menyapa Istana Arsy
Menjadi rumbai mozaik
Seribu dalam satu mahabbah, satu shababah
Di balik bukit ibrah
Dengan kerindangan muhasabah

Jum’at, 13 Oktober 2006
Pukul 21.53 WIB
Karya : Lathifah Al Hakimi

Nurani yang Hilang


Buai sepoi merasuki diri
Melankoli usai di sini
Peluh syahdu beku kalbu
Cumbu kelupun berlalu

Kini wangi kesturi kian memudar
Tatkala rona kata tlah terpancar
Bagai air di atas daun talas
Warna-warna itu mulai terbias

Mungkin….
Pekat pahit kan melilit
Terikat erat dan semakin erat
Namun inilah yang mesti kujalani

Sedalam hati ini memandang
Perdu mengait selendang yang melayang
Mengoyak sutra di sisi rumpai benang
Memahat luka dengan belaian ilalang

Tertikam kelam asa tenggelam
Menyisakan sebelanga madu hitam
Yang entah kapan
Menjelma pelangi memayung nurani

Kini….
Tinggal secercah aurora di langit sukma
Tuk kembali demi Kekasih Sejati
Menyemai cinta di negeri abadi


Jum’at, 1 September 2006

Karya : Lathifah Al Hakimi











Meniti Melodi Nurani


Hampa sangka menjadi nyata
Tiga lilin mati sudah
Kala pelangi di ujung senja
Kini terajut kembali ukhuwah
Dalam sukma teruntai intan
Meski tirai masa di sela perjungan

Paradikma masa kini mulai bicara
Menyibak tirai dimensi nurani
Meski misteri masih menyelimuti
Menggores kembali tinta
Yang dulu sirna gaungnya
Di cakrawala tak terhingga
Pada batas sistematika
Dalam kabut jingga

Lembayung merona memayung sukma
Mengantar pulang masa yang hilang
Kembali sendi tegak berdiri
Menuai kalaf, mengubur khilaf
Kala secercah shababah menorah sejarah

Ku tahu….
Walau terbalut kelu
Kalaf ada dalam kalbu
Meski syar’i menjelma
Pada tabir lentera
Yang terangi jiwa
Tuk gapai ridha-Nya


Jum’at, 28 Juli 2006
Pukul 22.25 WIB

Karya : Lathifah Al Hakimi

Selasa, 02 September 2008

Kepada Dindaku Tersayang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ba'da tahmid wa shalawat
Kaifa khaluk…, wahai Dindaku sayang…? Subhanallah, begitu menawan sinar wajahmu hari ini. Warna jingga yang merona tampak merekah pada aura. Alhamdulillah…Alhamdulillah…Alhamdulillah…Kata itu serasa ingin terus terlontar dari lidahmu.
Tahukah kau ? Tawa geliku tiap kali memandangmu. Simpul senyum mungilmu mengisyaratkan sesuatu. Bolehkah ku tahu…? Dirimu yang riang, berdendang, melenggang. Pelangi teriring melodi seperti menemani nurani. Tapi…apa sih…yang terjadi ? Diri ini tak kunjung mengerti arti demi arti serangkai bait hati. Sedangkan dirimu belum mampu menuangkan teko kalbu..
Jernih menyerpih buih kasih, pada telaga jiwa yang bersahaja. Siapa, kapan, dan di mana yang bisa membaca citra yang menyimpan makna. Kita yang bersama merenda sutera berhias mutiara di ruang sukma.
Seberkas binar-binar yang terpancar di balik mata, terlukis indah dengan kanvas maya seakan menyapa surga. Kau hanya bisa menata sejuta tanya pada mega, pada samudera. Apa jawabnya ? Bisakah kau bercerita dengan bahasa cinta pada mereka, pada semesta ?
Wahai Dindaku sayang, cukup sudah tanyaku menerjang jika jawabmu masih diambang. Biarlah waktu yang kan memberi tahuku tentangmu, tentang jawabmu, tentang kisah itu, kisah hidupmu. Namun satu pintaku simpan semua itu, tentang jawabmu, tentang kisah itu, kisah hidupmu. Semoga kita kan bersua dalam dunia kita. Jazakillah khairan Dinda..
Nuun walqalami wamaa yasturuun

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bantul, 1 September 2008
Dari Jiwamu
Lathifah Al Hakimi
Kepada Jiwa yang Lembut

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Ba’da tahmid wa shalawat
Letih…lelah…jiwamu melangkah. Terngiang akan tikaman belati yang belum jua terobati. Air mata dalam sunyi yang menenggelamkan diri, merindui damai kembali. Apa daya ku tuk menyeka air matamu, jika hampa kata masih membara. Kau seakan menoreh kisah dengan tinta darah di tiap lembar sejarah. Begitu lekat dalam benakku. Kau sering mengadu bahwa kan hapus semua itu. Namun…ingatanmu…sungguh membuatku jemu. Semestinya kupahami dirimu yang sakit tak terperi. Tahun demi tahun yang kau lewati sering kali mengukir tragedi. Tapi ku tak ingin dirimu terhanyut dalam arus kehancuran.
Redup dan merekah rona parasmu, memunculkan tanya di dalam kalbuku. Sepertinya… ada yang tiada. Bukan terbang menghilang, bukan pula bersembunyi di balik ilalang. Entahlah ku tak mengerti. Terkadang lidahmu serasa kelu untuk berbagi denganku. Tak apalah…Ku tetap dapat mendengarnya meski hampa suara. Itulah mengapa dirimu dan diriku selalu menyatu.
Sering kulihat kau di sela gegap gempita, bercerita pada persada tentang desir bisikan jiwamu mengalun sendu menyayat kalbu. Namun jangkrik-jangkrik itu, rembulan itu, dan batu-batu itu…sungguh sibuk dan sibuk. Mereka sibuk mengingat-Nya tanpa henti, tanpa peduli kau di sini. Sedangkan kau…Kau sibuk pada masa lalumu. Kau masih saja berkaca pada fatamorgana. Padahal semua fana tanpa makna.
Kini bebaskan semua yang mengikatmu dengan erat dalam pekat agar langkahmu tak lagi berat. Tak usah pedulikan lambaian di ujung kegelapan. Biarkanlah cahaya-Nya menembus jendela jiwa, memenuhinya hingga sudut sukma. Berikanlah selalu senyum manismu, wahai Saudariku…!
Nuun walqalami wamaa yasturuun

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bantul, 2 September 2008
Dari Diriku Sendiri
Lathifah Al Hakimi

Senin, 01 September 2008

Dear my fairly
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ba’da tahmid wa shalawat.
Titian detik yang tlah kau lalui, menggiringmu pada jalanan ini. Inilah yang mesti kau tempuh walau harus membisu di balik peluh. Warna-warni dunia ini, kini kian pelik merasuki diri. Diriku begitu mengerti, impianmu yang belum jua pasti. Memang jalanan ini sarat akan misteri. Setinggi bintang yang coba kau rengkuh, tak kan kau biarkan membuatmu terbelenggu rapuh.
Wahai bidadariku, biaskanlah magnetisme quanta jiwa dalam kepakkan sayap-sayap kecilmu. Hempaskan semua mimpi-mimpi semu. Teruslah melaju, tapi jagalah kelembutan belaian kalbu. Biarlah kubantu basuh luka lalumu dengan susu dan madu agar logikamu tak lagi rancu hingga bintang itu dalam genggamanmu.
Gradasi maya dan relita kau untai selaksa mutiara. Sanksi yang menghantui diri kau tepis dengan uluman manis Tersirat di balik mata bahwa asa di ujung cakrawala ingin kau tempuh dengan kecepatan cahaya. Maka ijinkan ku bersua dan bersama mewujudkannya. Tak dapat kau pungkiri, dirimu yang mulai jemu dengan beribu pinta itu. Namun itulah…yach…itulah jalanmu untuk meniti mimpi demi mimpi agar mimpi tak sebatas mimpi.
Terkadang bimbang memang membayang. Tapi jangan biarkan cahayamu yang terpancar memudar dalam kelam penuh nanar. Jadilah seindah aurora, seharum kesturi di surga, selembut keihlasan cinta, seterang Spica di galaksi kita, Ingatlah, janji Illahi tak kan pernah terpungkiri. Wujudkan mimpimu, wahai bidadariku!
Nuun wal qalami wamaa yasturun
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bantul, 1 September 2008
From Your Self
Lathifah Al Hakimi